Jan 16, 2017

Bogadenta dan Tetesan Air Mata Kehidupan



Bogadenta dan Tetesan Air Mata Kehidupan

Bogadenta adalah salah satu Sata Kurawa yang terkemuka. Ia juga kadang disebut sebagai Bogadatta, atau juga Bhagadatta. Ia adalah putra Prabu Drestarasta, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Gandari, putri Prabu Gandara dari negara Gandaradesa. Bogadenta terjadi dari tali pusar Suyudana yang hilang saat lahir. Tali pusar itu ditemukan oleh Resi Rasakumala di Padepokan Colomadu yang baru kesepian setelah ditinggal mati istrinya. Oleh Resi Rasakumala, tali pusar itu dicipta menjadi bayi yang diberi nama Raden Trigatra.

Bogadenta dalam wayang Gagrag (gaya) Yogyakarta tergolong tokoh gagahan dengan posisi langak dengan mata thelengan, hidung bentulan, mulut salitan dengan kumis, jenggot dan cambang. Ia memakai mahkota pogag dengan hiasan turida, jamang, sumping, mangkara, dan gelapan utah-utah pendek dengan ukuran yang besar serta memakai rembing. Badannya gagahan dengan ulur-ulur naga mamongsa, memakai praba sebagai lambang kebesaran sebagai raja. Rambut ngore odhol, posisi kaki jangkahan raton dengan dua pasang uncal kencana, sepasang uncal wastra, dodot bermotif parang rusak. Ia memakai kelatbahu naga parangrang, dan gelang calumpringan. Bogadenta memperoleh kesaktian dari Resi Rasakumala, sampai kemudian ia memutuskan untuk meninggalkan Padepokan Colomadu. Saat sampai di Astina, seekor Gajah mengamuk dan mengejar seorang putri. Ia berhasil menolong putri tersebut dan menundukkan sang gajah dengan meloncat ke atas leher, menunggangi dan menekan kepala sang Gajah hingga tak berdaya. Gajah itu kemudian menjadi kendaraan Bogadenta dan diberi nama Murdaningkung, sedang sang putri yang bernama Murdaningsih menjadi srati atau pawang. Dalam perang Bharatayudha, bersama pasukan dari Turilaya, Bogadenta menjadi panglima perang Kurawa yang berani dan mampu mengobrak-abrik pertahanan Pendawa. Bogadenta bersama gajah Murdaningkung, dan srati Dewi Murdaningsih menjadi pasangan yang menakutkan lawan dan tak terkalahkan. Uniknya, kesaktian mereka terletak pada tetesan air mata. Bila salah satu diantara mereka mati, maka tetesan air mata dari yang lain akan membuat yang mati hidup kembali. Sebuah kesaktian yang tercipta dari kesatuan rasa dan cinta.

No comments:

Post a Comment